Teks Cerpen - Pengertian, Unsur Pembangun, Struktur, Ciri Kebahasaan

Pengertian Teks Cerita Pendek

Teks cerpen adalah sebuah karya sastra pendek yang besifat fiktif dan mengisahkan tentang suatu permasalahan yang dialami oleh tokoh secara ringkas. Teks cerpen adalah teks yang menurut wujudnya berbentuk pendek. Jumlah kata dalam teks cerpen adalah sekitar 500 - 5000 kata.
Untuk memahami isi suatu cerpen, termasuk nilai-nilai yang ada di dalamnya, kita sebaiknya mengawali dengan sejumlah pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat dikelompokkan seperti berikut.
  1. Pertanyaan literal
    • Di mana dan kapan cerita itu terjadi?
    • Siapa saja tokoh cerita itu?
  1. Pertanyaan interpretatif
    • Apa maksud tersembunyi di balik pertanyaan tokoh A?
    • Bagaimana makna lugas dari perkataan tokoh B?
  1. Pertanyaan intergratif
    • Bercerita tentang apakah cerpen di atas?
    • Apa pesan moral yang hendak disampaikan pengarang dari cerpennya itu?
  1. Pertanyaan kritis
    • Ditinjau dari sudut pandang agama, bolehlah tokoh C bebohong pada tokoh A?
    • Apa kelebihan dan kelemahan cerpen itu berdasarkan aspek kebahasaan yang digunakannya?
  1. Pertanyaan kreatif
    • Bagaimana sikapmu apabila beposisi sebagai tokoh A dalam cerpen itu?
    • Bagaimana kira=kira kelanjutan cerpen itu seandainya tokoh utamanya tidak dimatikan pengarang?

Unsur-unsur Pembangun Teks Cerpen

  1. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita.
  1. Amanat
Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang.
  1. Penokohan
Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh.
  • Teknik analitik langsung.
  • Penggambaran fisik dan perilaku tokoh.
  • Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh.
  • Penggambaran tata kebahasaan tokoh.
  • Pengunkapan jalan pikiran tokoh.
  • Penggambaran oleh tokoh lain.
  1. Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis.
  1. Latar
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam suatu cerita.
  1. Gaya bahasa
Penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog uang mampu memperlihatkan hubungan antara sesama tokoh.

Struktur Teks Cerpen

  1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan atartokoh.
  1. Pengunkapan peristiwa (complication)
Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran tokoh.
  1. Menuju pada adanya konflik (rising action)
Tejadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
  1. Puncak konflik (turning point)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.
  1. Penyelesaian atau ending (ending atau coda)
Pada bagian ini, berisi penjelasan tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu.

    Cerpen tergolong ke dalam jenis teks fiksi naratif. Dengan demikian, terdapat pihak yang berperan sebagai tukang cerita (pengarang). Terdapat beberapa kemungkinan posisi pengarang dalam menyampaikan ceritannya, yakni sebagai berikut.
  1. Beperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlibat dalam cerita yang bersangkutan. Dalam hal ini pengarang menggunakan kata orang pertama dalam menyampaikan ceritanya, misalnya aku, saya, kami.
  2. Beperan sebagai orang ketiga, berperan sebagai pengamat. Ia tidak terlibat dalam ceita. Pengarang menggunakan kata dia untuk tokoh-tokohnya.

Ciri-ciri Kebahasaan Teks Cerpen

  1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-fungsi keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketika itu, beberapa tahun yang lalu, telah terjadi.
  2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
  3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat, menghindar.
  4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan bahwa. menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menuturkan.
  5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.

'Terima Kasih Telah Berkunjung`

Komentar

Postingan Populer